Manajer keluargaku? siapa lagi kalau bukan...

Bismillaahirrahmanirrahiim..

Manajer menurut KBBI adalah orang yang mengatur pekerjaan atau kerja sama di antara berbagai kelompok atau sejumlah orang untuk mencapai sasaran; dan  orang yang berwenang dan bertanggung jawab membuat rencana, mengatur, memimpin, dan mengendalikan pelaksanaannya untuk mencapai sasaran tertentu.

Sedangkan manajer keluarga adalah orang yang merencanakan, mengatur, memimpin, dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan di dalam keluarga. 

Lantas kalau ada yang bertanya, siapakah manajer keluarga?  Maka siapa lagi kalau bukan istri atau ibu. Ya saya. Kamu. Kita. 

Mulai dari urusan memilih sekolah anak, merencanakan program belajar buat anak - anak, hingga membuat jadwal kapan harus belajar dan kapan akan liburan. Mulai dari merencanakan menu harian, belanja mingguan, bulanan, hingga mengeksekusi bahan makanan menjadi beraneka jenis masakan, lalu mengatur pemasukan dan pengeluaran rutin, memimpin pekerjaan seperti membersihkan rumah, membersihkan kamar, menata ruangan, mencuci, dan menyeterika. Seabrek amanah keluarga itu ada di pundak ibu. Ratunya keluarga. Banyak ya tugas ibu itu? Banget. Tapi dengan persiapan dan perencanaan yang matang, serta konsistensi yang kokoh ya para ibu bisalah mengemban tugas itu dengan baik. Kalau kata nenek, jadi seorang ibu itu harus pinter - pinter. Pinter menggunakan waktu yang ada supaya anak, suami, dan rumah tangga berimbang. 

Manajer itu pemimpin. Artinya seorang ibu adalah pemimpin keluarganya. Bukan berarti karena merasa sebagai manajer lalu mengklaim diri kita berada di atas posisi Pak suami. Tunggu dulu kalau begitu. Jangan kebablasan. Maksudnya untuk pekerjaan yang berhubungan dengan keluarga, ya kita lah pemimpinnya. Jadi eksistensi seorang ibu di rumah adalah sebuah keniscayaan. Yang membutuhkan fokus dan profesionalisme juga tak ubahnya seperti para ibu yang bekerja di luar ranah domestik. Justru kalau ada yang menganggap kalau pekerjaan ibu rumah tangga tak ubahnya seperti pekerjaan pembantu atau kelas bawah, mungkin perlu dicerahkan.  Kadang masih suka membaca status teman - teman di sosial media dengan jargon "ngebabu" atau "nginem" dulu ketika mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Saya pribadi, agak kurang setuju yang mengatakan bahwa pekerjaan - pekerjaan rumah seperti nyapu, ngepel, masak, ngurusin anak itu pekerjaan yang nggak profesional. Apalagi sejak ikut program matrikulasi IIP batch 2, rasanya dunia per-ibu-an semakin tersinarkan. 

Kenapa saya katakan tercerahkan, karena di komunitas ini saya dituntun untuk belajar menjadi manajer handal. Bukan sekedar manajer yang melakukan tugas karena untuk mengugurkan kewajiban saja. Asal kerja dan menjadikan pekerjaan seperti rutinitas biasa. Tanpa passion dan semangat yang tinggi. Atau bisa juga karena tergantung mood. Olala..

Sebelumnya, banyak aktivitas di rumah yang tidak tersaring berdasarkan skala prioritas. Semua pekerjaan hanya dikerjakan karena keharusan saja. Padahal untuk menjadi manajer yang handal tentu saja harus ada tahapan yang harus saya ikuti. Misalnya harus menyusun skala prioritas, aktivitas apa saja yang saya anggap penting dan tidak penting. Buat saya pribadi, 3 aktivitas yang saya anggap penting adalah mendidik anak - anak, beberes rumah, dan memasak. 

Jika dikumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu maka akan menjadi seperti di bawah ini :

Jadwal Harian
Jam 05.00 am - 08.00 am = Jadwal rutin
Jam 08.00 am - 08.00 pm = Jadwal dinamis
Jam 08.00 pm- 9.00 pm = Jadwal rutin yang belum selesai

Selama satu minggu ini saya lakukan cukup berhasil. Tetapi kemudian saya harus kompromi untuk mengacak aktivitas prioritas karena mendadak diminta pulang ke kampung halaman berhubung ayah saya harus dirawat di rumah sakit. Fokus saya selama sebulan ini bergeser. Berikut NHW ini saya selesaikan di sela - sela waktu yang saya miliki. Semoga saya bisa segera merevisi kekurangan dan mengevaluasi rencana serta pelaksanaan yang telah saya susun. 

Semoga papa segera membaik. Semoga saya bisa terus bergerak dan melakukan perubahan. 

Shindie
Medan, 19 Desember 2016.


Comments

Popular Posts